Kamis, 09 Oktober 2014

       Kota Lama Semarang merupakan suatu kota yang menyajikan kemegahan arsitektur Eropa di masa lalu. di kota tersebut sangat banyak bangunan kuno yang menyajikan keeksotisan yang sangat megah, pada bangunan tersebut seakan menyimpan cerita yang tak kan pernah habis jika dikisahkan. Di sekitar Kota Lama dibangun kanal-kanal air yang keberadaanya masih bisa disaksikan masyarakat hingga kini, sayangnya kanal-kanal air tersebut tidak di rawat oleh masyarakat sekitar. Sehingga kanal-kanal tersebut menjadi tempat yang kotor dan sangat tidak terawat. Hal inilah yang menyebabkan Kota Lama mendapat julukan sebagai Little Netherland. Lokasinya yang terpisah dengan lanskap mirip kota di Eropa serta kanal yang mengelilinginya menjadikan Kota Lama seperti miniatur Belanda di Semarang.
        Bangunan yang sangat terkenal di Kota Lama tersebut adalah Gereja Blenduk yang dulunya bernama Nederlandsch Indische Kerk. Gereja tersebut masih di gunakan oleh jemaat Kristen di sekitar Gereja Blenduk tersebut.  Karena masyarakat pribumi yang kesulitan mengucapkan nama dalam bahasa Belanda pun akhirnya menyebutnya blenduk karena memiliki atap berbentuk kubah berwarna merah bata yang terbuat dari perunggu serta dua menara kembar di depannya. 
         Perubahan nama juga terjadi pada Jembatan Berok yang dulu menjadi pintu gerbang menuju Kota Lama. Di seberang Gereja Blenduk terdapat Gedung Kuno yang menjadi kantor Asuransi yang biasa disebut sebagai Gedung Jiwasraya, di sebelah baratnya untuk penggemar Wisata Kuliner terdapat Restoran Ikan Bakar Cianjur.Tak kalah menarik dan menyimpan segudang cerita adalah Gedung Marabuntadengan ornamen semut raksasa di atapnya, tempat ini pernah dilangsungkan sebuah pertunjukan seorang spionase wanita cantik bernama Matahari. Di Kota Lama tersebut terdapat pabrik rokok indi yang bangunannya sangat terawat dengan nuansa merah putih, Pabrik Rokok Praoe Lajar. 
           Di Kota Lama terdapat Stasiun Tawang dengan gaya arsitektur indis yang masih dioperasikan hingga sekarang. Di depan Stasiun Tawang terdapat Polder Air Tawang yang berfungsi sebagai pusat pengendali banjir dan penampungan air sebelum dialirkan ke laut. Di deopan kantor Pos Pusat merupakan Titik Nol KM Semarang.
           Sejarah Kota Lama: [Oleh Lopen Semarang]Diawali dari penandatangan perjanjian antara Kerajaan Mataram dan VOC pada 15 Januari 1678. Kala itu Amangkurat II menyerahkan Semarang kepada pihak VOC sebagai pembayaran karena VOC telah berhasil membantu Mataram menumpas pemberontakan Trunojoyo. Setelah Semarang berada di bawah kekuasaan penuh VOC, kota itu pun mulai dibangun. Sebuah benteng bernama Vijfhoek yang digunakan sebagai tempat tinggal warga Belanda dan pusat militer mulai dibangun. Lama kelamaan benteng tidak mencukupi, sehingga warga mulai membangun rumah di luar sebelah timur benteng. Tak hanya rumah-rumah warga, gedung pemerintahan dan perkantoran juga didirikan.Pada tahun 1740-1743 terjadilah peristiwa Geger Pacinan, perlawanan terbesar pada kurun waktu kekuasaan VOC di Pulau Jawa. Setelah perlawanan tersebut berakhir dibangunlah fortifikasi mengelilingi kawasan Kota Lama Semarang. Setelahnya karena dianggap tidak sesuai dengan perkembangan kota yang makin pesat, fortifikasi ini dibongkar pada tahun 1824. Untuk mengenang keberadaan banteng yang mengelilingi kota lama, maka jalan-jalan yang ada diberi nama seperti Noorderwalstaat (Jalan Tembok Utara-Sekarang Jalan Merak), Oosterwalstraat (Jalan Tembok Timur – Sekarang Jalan Cendrawasih), Zuiderwalstraat (Jalan Tembok Selatan-Sekarang Jalan Kepodang) dan juga Westerwaalstraat (Jalan Tembok Barat-Sekarang Jalan Mpu Tantular).Peta dari kawasan Kota Lama Semarang pada tahun 1787. (sumber: atlasofmutualheritage.nl)


Sumber: http://seputarsemarang.com/kota-lama-semarang-little-netherland/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar