TUGAS MAKALAH TEKNIK
KOMUNIKASI
Terjadinya Tanah
Longsor Di Lereng Pegunungan
Disusun Guna
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Komunikasi
Disusun oleh :
PULUNG PURBANINGTYAS
21040114140125
KELAS A
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Penyebab
utama tanah longsor adalah gravitasi bumi yang mempengaruhi lereng curam, yang
di sebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor penahan. Faktor
pendorong adalah faktor yang mempengaruhi kondisi material itu sendiri,
sedangkan faktor penahan adalah faktor yang menyebabkan material tersebut
bergerak. Tanah longsor dapat terjadi apabila gaya pendorong lebih besar
daripada gaya penahannya. Gaya penahan ini biasanya di pengaruhi oleh kepadatan
tanah dan kekuatan batuan di wilayah lereng tersebut. Jika semakin padat tanah
dan batuan semakin kuat, kemungkinan terjadi tanah longsor sangat kecil.
Faktor-faktor yang menebabkan tanah longsor adalah akibat erosi tanah, gempa
bumi dengan kekuatan yang cukup besar, letusan gunung berapi, getaran-getaran
yang sering terjadi akibat kegiatan-kegiatan yang di lakukan oleh manusia,
berat berlebih yang melintas di atas tanah tersebut.
Jenis
tanah tersebut sangat sering di jumpai di Indonesia karena hasil letusan gunung
berapi. Tanah di Indonesia berkomposisi sebagian besar berupa lempung dengan
kadar pasir yang sedikit, hal tersebut sering di jumpai di daerah perbukitan.
Perbukitan atau pegunungan dengan kemiringan sedang hingga terjal sangat
berpotensi terjadinya tanah longsor pada musim hujan dengan curah hujan yang
tinggi. Jika perbukitan tersebut tidak terdapat tanaman yang berakar kuat dan
dalam maka daerah tersebut sangat rawan terjadi bencana tanah longsor.
B. Rumusan
Masalah
a.
Faktor penyebab tanah longsor
b.
Cara penanggulangan tanah longsor
C. Tujuan
Penulisan
a.
Menjelaskan dampak terjadinya bencana alam
tanah longsor
b.
Menjelaskan cara menanggulangi bencana
tanah longsor
c.
Memberikan contoh kondisi tanah yang rawan
bencana tanah longsor
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Tanah Longsor
Tanah
longsor merupakan peristiwa terjadinya pergerakan
tanah, seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah, yang terlepas dari
bagian utama gunung atau bukit. Tanah longsor umumnya terjadi dikawasan
pegunungan. Tanah longsor dapat juga di sebut Landslide yang di artikan sebagai perpindahan material pembentuk
lereng yang berupa batuan, bahan rombakan, tanah atau material campuran yang
bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor adalah
air yang meresap ke dalam tanah dan menambah bobot tanah jika air tersebut
menembus hingga tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka
tanah menjadi licin dan pelapukan tanah di atasnya akan bergerak mengikuti
lereng maupun keluar lereng.
B.
Faktor
Penyebab Tanah Longsor
1.
Hujan:
Pada awal musim hujan,
kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat. Hujan lebat pada
awal musim dapat menimbulkan longsor karena melalui tanah yang merekah itulah,
air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan
gerakan lateral. Apabila ada pepohonan di permukaan, pelongsoran dapat dicegah
karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga berfungsi sebagai
pengikat tanah.
2.
Lereng terjal:
Lereng atau tebing yang
terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal terbentuk karena
pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin.
3.
Tanah yang kurang padat dan tebal:
Jenis tanah yang kurang
padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5
meter. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor, jenis
tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek jika
terkena air dan pecah jika udara terlalu panas.
4.
Batuan yang kurang kuat:
Batuan endapan gunungapi
dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran antara kerikil, pasir, dan
lempung kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah jika mengalami
proses pelapukan.
5.
Getaran:
Getaran yang terjadi
biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran
lalulintas kendaraan.
6.
Pengikisan/erosi:
Pengikisan banyak
dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat penggundulan hutan
di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.
C.
Penanggulangan
dan Mencegah Terjadinya Tanah Longsor
Cara mencegah:
a.
Pemetaan: Menyajikan informasi visual
tentang tingkat kerawanan bencana alam agar terhindar dari bencana.
b.
Pemeriksaan: Melakukan penyelidikan pada
saat dan setelah terjadi bencana, sehingga dapat diketahui penyebab dan cara
penaggulangannya.
c.
Pemantauan: Pemantauan dilakukan di daerah
rawan bencana, pada daerah strategis secara ekonomi dan jasa, agar diketahui
secara dini tingkat bahaya, oleh pengguna dan masyarakat yang bertempat tinggal
di daerah tersebut.
d.
Sosialisasi: Memberikan pemahaman kepada
Pemerintah Provinsi /Kabupaten /Kota atau Masyarakat umum, tentang bencana alam
tanah longsor dan akibat yang ditimbulkannnya.
e.
Pemeriksaan bencana longsor: Bertujuan
mempelajari penyebab, proses terjadinya, kondisi bencana dan tata cara
penanggulangan bencana di suatu daerah yang terlanda bencana tanah longsor.
Cara Mengantisipasi:
a.
Mengetahui dan menghindari kawasan rawan
bencana tanah longsor.
b.
Memahami tindakan pasca bencana tanah
longsor.
c.
Tidak mengalian tanah di sekita tebing yang
terjal.
d.
Tidak mendirikan bangunan di daerah tebing
yang terjal
e.
Segera mengungsi ke tempat yang aman jika
terjadi bencana.
f.
Segera lapor ke pada aparat desa jika
terjadi bencana tanah longsor.
D.
Tanah
Rawan Tanah Longsor di Jawa
a. Daerah di DIY dan Jawa Tengah:
Jepara,
Pati, Rembang, Semarang, Karanganyar, Klaten, Salatiga, Wonogiri, Gunungkidul,
Bantul, Kulonprogo, Boyolali, Magelang, Purworejo, Kebumen, Banjarnegara,
wonosobo, Pekalongan, Purbalingga, Cilacap, dan Purwokerto.
b. Sedangkan daerah di Jawa Timur:
Pacitan,
Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Kediri, malang, Lumajang, Jember,
Banyuwangi, bondowoso, Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, Sidoarjo, Mojokerto,
Jombang, Nganjuk, Madiun, Magetan, Ngawi, Bojonegoro, Tuban, lamongan, Gresik,
Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep.
KESIMPULAN
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng
berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak
ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan
sebagai berikut. Air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah.
Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang
gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak
mengikuti lereng dan keluar lereng.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, tanpa nama tahun.
Dalam http://dilihatya.com/1621/pengertian-tanah-longsor-
menurut-para-ahli.
Diunduh pada 25 Mei 2015
Anonim, tanpa nama tahun.
Dalam http://www.scribd.com/doc/141995425/Pengertian-
Tanah-Longsor-Dan-Penyebabnya#scribd.
Diunduh pada 25 Mei 2015
Anonik, tanpa nama tahun.
Dalam http://www.ksdasulsel.org/artikel/karhut/248-faktor-
penyebab-tanah-longsor.
Diunduh pada 25 Mei 2015
Anonim, tanpa nama tahun.
Dalam http://www.kajianteori.com/2013/03/bencana-tanah-
longsor-cara-mengatasi-tanah-longsor.html.
Diunduh pada 26 Mei 2015
Anonim, tanpa nama tahun.
Dalam https://ugm.ac.id/id/berita/95-
49.daerah.di.pulau.jawa.rawan.longsor.
Diunduh pada 26 Mei 2015
Rusydy, Ibnu., 2012. Dalam
http://www.ibnurusydy.com/geo-bencana/longsor/. Diunduh
pada
25 Mei 2015